BOLMUT, KONTRAS MEDIA – Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono melalui akun twitternya membagikan peta Catatan sejarah gempa dan tsunami di Sulawesi.
Bagaimana dengan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut)?
Dalam catatan yang dirangkum Torangpeberita.com, media sindikasi kontras.co.id, pada Senin 8 April 2019 sekitar pukul 02.45.31 WIB, wilayah Kabupaten Bolmut diguncang gempa bumi tektonik.
Berdasarkan hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki kekuatan M=5,3. Yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M=5,1. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 1,01 LU dan 123,19 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 14 km arah Barat Laut Boroko-Bolmut-SULUT pada kedalaman 47 km.
Apakah Bolmut berpotensi gempa lagi?
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Manado, Edward Henrry Mengko mengatakan secara geologis, situasi tektonik daerah pantai utara dari wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. “Merupakan bagian dari zona subduksi lempeng Laut Sulawesi yang menujam ke bawah lengan utara Pulau Sulawesi,” ujarnya pada 8 April 2019.
Lanjutnya, wilayah subduksi ini terpetakan memanjang dari bagian Utara Kabupaten Gorontalo Utara, bagian utara Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, sampai ke bagian utara Kabupaten Minahasa Selatan. “Di wilayah subduksi ini memungkinkan terjadi gempa bumi berkedalaman dangkal yang berpotensi dirasakan,” jelasnya.
“Seperti digambarkan pada peta kejadian gempa bumi yang dirangkum dari tahun 1960-2016 di bawah ini Titik titik berwarna merah menggambarkan lokasi-lokasi pusat gempa bumi yang berkedalaman dangkal,” ungkapnya.
Edward mengatakan Kabupaten Bolmut, Provinsi Sulawesi Utara memiliki sesar lokal.
Hal ini dikatakan saat bagaimana dengan keberadaan sesar lokal di Kabupaten Bolmut. Menurutnya dari peta seismisitas potensi gempa bumi berkedalaman dangkal. “Dan kemungkinan dirasakan serta gempa bumi berkedalaman menengah untuk wilayah Bolaang Mongondow Utara faktor dominan penyebabnya adalah akibat subduksi lempeng laut Sulawesi seperti gempa bumi tadi pagi,” jelasnya.
Lanjut Mengko, disamping itu pernah juga tercatat beberapa gempa berkedalaman dangkal akibat aktifitas sesar lokal di daerah perbatasan. “Antara wilayah Provinsi Sulawesi Utara dan Gorontalo yang berpotensi dirasakan sampai ke Wilayah Bolaang Mongondow,” ujarnya.
“Untuk gempa bumi dengan pusat gempa (episenter yang cukup jauh), lebih sering terjadi di wilayah Laut Maluku, yaitu perairan antara Sulawesi Utara dan Maluku Utara dan ke arah utara sampai ke Kepulauan Talaud. Jika gempa bumi di wilayah ini terjadi dengan kekuatan signifikan, guncangannya mungkin akan dapat dirasakan di hampir seluruh wilayah Sulawesi Utara,” ungkapnya.
Ditanya, soal gambaran sesar lokal
Pihaknya mengungkapkan, tidak punya gambaran detail lokasi-lokasi sesar lokal.
“Untuk memetakan diperlukan studi lebih mendalam mengenai kenampakan geomorfologi dan penyelidikan lebih lanjut mengenai aktifitas mikroseismik di sekitaran lokasi-lokasi yang diduga sebagai sesar dari kenampakan geomorfologinya,”ujarnya.
“Tetapi dari karaketeristik gempa bumi dangkal yang yang terjadi di darat, dapat diduga kemungkinan penyebabnya adalah aktifitas sesar lokal,” ungkapnya.
Artikel dari Fandri Mamonto/TorangpeBerita.com