BOLMUT, KONTRAS MEDIA – Sejak tahun 2001 hingga 2019, Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) kehilangan 17.400 hektar tutupan pohon, setara dengan penurunan 12 persen tutupan pohon sejak tahun 2000, dan setara dengan 8.68 juta emisi CO₂.
Dengan kehilangan tutupan pohon paling besar terjadi pada tahun 2015 mencapai 6.350 hektar.
Dari 2013 hingga 2019, 97 persen kehilangan tutupan pohon di Bolmut terjadi dalam natural forest (hutan alam). Hilangnya tutupan pohon total dalam hutan alami setara dengan emisi 5.87 juta CO₂.
Dari tahun 2001 hingga 2019, Bolmut kehilangan 17.400 tutupan pohon relatif, setara dengan penurunan 100 persen sejak 2000 dan 16 persen dari total secara global.
Dari 2001 hingga 2012, Bolaang Mongondow Utara mendapatkan tambahan 1.950 hektar tutupan pohon skala kawasan setara dengan 12 persen dari pertambahan tutupan pohon di Sulawesi Utara.
Kehilangan tutupan pohon mengacu pada hilangnya pepohonan yang ada di perkebunan maupun hutan alami karena manusia atau sebab alami, termasuk kebakaran hutan.
Sementara itu Sulawesi Utara kehilangan 106.000 hektar tutupan pohon selama 18 tahun. Tutupan pohon yang hilang itu setara dengan 54,6 juta ton emisi CO2 selang 2001 sampai 2019.
Ada tiga wilayah teratas yang bertanggung jawab atas 58 persen dari seluruh kehilangan tutupan pohon antara 2001 dan 2019.
Bolaang Mongondow mengalami kehilangan tutupan pohon paling banyak yaitu 25.000 hektar, Bolaang Mongondow Selatan 19.600 hektar dan Bolaang Mongondoe Utara 17.400 hektar.
|Torangpeberita.com-Zonautara Networks