BOLMONG, KONTRAS MEDIA – Angka pernikahan anak usia dini di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) masih tinggi.
Fakta ini diungkapkan Sekretaris Daerah (Sekda) Bolmong, Tahlis Gallang, saat memberikan sambutan pada kegiatan workshop penguatan dan pengembangan lembaga penyedia layanan peningktan kualitas hidup anak, di aula pertemuan, kantor Bappeda, Selasa (23/2/2021), kemarin.
“Di Kabupaten Bolmong angka perkawinan anak dibawah umur masih tinggi,” ujar Tahlis.
Menurut Tahlis, tingkat kematangan pemikiran maupun umur anak sangat berpengaruh besar terhadap langgeng atau tidaknya suatu hubungan rumah tangga.
“Makanya sangatlah rugi jika ini terjadi, karena jika keduanya belum matang dari segi umur dan pemikiran, maka bisa memicu terjadinya perceraian. Selain itu, ketika mendapatkan keturunan, secara kualitas dan kuantitas masih jauh, jika dibandingkan keturunan yang didapatkan dari pasangan yang secara umur sudah matang,” kata Tahlis.
Tahlis menyampaikan, media sosial (Medsos) sangat berpengaruh pada psikologi anak. Peran orang tua sangat dibutuhkan untuk menekan angka tersebut.
“Peran orang tua sangatlah penting, kami berharap agar para orang tua lebih proaktif lagi dalam mengawasi pergaulan anak-anaknya, agar tak terjerumus ke dalam sesuatu yang tak diinginkan,” imbau Tahlis.
Tahlis mengajak para remaja di Bolmong yang mempunyai rasa ingin tahu tinggi, sebaiknya menggunakan rasa ingin tahu tersebut pada hal-hal yang positif agar bisa bermanfaat bagi diri sendiri, teman maupun keluarga.
“Remaja harus meningkatkan pengetahuan tentang resiko pernikahan usia anak, dan selalu menjaga diri dari pergaulan bebas agar terhindar dari pernikahan dini. Jangan sampai karena cinta kilat, masa depan hancur,” tandasnya.