ini Fakta Babi Ngepet yang Sempat Ditemukan di Depok

Geertz mencatat, pesugihan babi hutan itu terkenal sebagai babi ngepet, ama menthek, dan kebleg. Budaya Jawa dan Nusantara sendiri mengenal babi sebagai sumber protein hewani. Melansir Historia, masyarakat Jawa di zaman Majapahit, orang Dayak Ngaju, serta orang Makassar abad ke-16 biasa makan babi. Suku Jawa sendiri mengenal istilah ‘celengan’ yang terkait dengan babi hutan atau ‘celeng’ dalam bahasa Jawa.

Berdasarkan penelitian pula, dalam masa kerajaan Majapahit ada sebuah celengan berbentuk babi yang bulat dan memiliki ruang yang besar untuk menyimpan. Hal itu sebagai simbolisasi mencari kekayaan, karena watak babi adalah tidak pernah puas dan rakus.

PROSES BERUBAH DAN BERAKSI

Saat akan “beraksi”, biasanya ada dua orang, pertama yang menjadi tuan. Si tuan harus mengenakan jubah hitam untuk menutupi tubuhnya. Dan nanti, secara ajaib, orang tersebut akan berubah menjadi babi. Sementara orang yang satu lagi harus menjaga lilin agar tidak goyang apinya.

Apabila api lilin sudah mulai goyang, artinya orang yang menjadi babi itu mulai dalam bahaya. Tugas si penjaga lilin adalah mematikan lilinnya agar si babi dapat berubah kembali menjadi manusia biasa. Babi ngepet biasanya mengambil uang dengan cara menggesek-gesekkan tubuhnya di pintu, lemari, dinding, dsb.

Baca juga :  Black Box Sriwijaya Air Berhasil Ditemukan