KONTRAS MEDIA – Pengakuan Sekjen Habib Rizieq Shihab (HRS) Center, Haikal Hassan, bermimpi bertemu Rasulullah Muhammad SAW, mendapat tanggapan dari Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur (Jatim).
Hassan kini dilapor ke Polda Metro Jaya akibat pengakuannya bertemu Nabi Muhammad SAW.
“Saya tidak tahu beliau bermimpi sungguh atau tidak. Tapi dari orang itu kan tidak boleh menginformasikan sesuatu yang dapat satu kelebihan (bertemu Rasulullah). Jadi biasanya hal-hal seperti itu tidak dipublikasikan. Kalau orang yang sering ketemu Nabi itu tak di-publish,” kata Khatib Syuriah PWNU Jatim, KH Safruddin Syarif, dikutip dari Detik.com.
Pengakuan Haikal Hassan menurut Safruddin, tidak bisa dipercaya, sebab mengandung motif politis demi kepentingan pribadi atau kelompoknya.
Safruddin mengatakan dirinya tidak percaya akan pemgakuan Haikal Hasaan.
“Dan saya melihat ini ada motif-motif politik untuk memberikan satu dukungan dan memberikan penegasan kepada masyarakat supaya kalau mati akan bersama dengan Kanjeng Nabi. Kan gituseakan-akan. Maka dari itu, perlu dicurigai. Artinya, saya pribadi tidak percaya ungkapan Ustaz Haikal Hassan itu,” kata Safruddin.
Tidak ada larangan jika siapapun bertemu atau memberitahuan ke orang lain jika dirinya bertemu Rasulullah kata Safruddin, namun itu dikhawatirkan akan menjadi riya.
“Ya sebenarnya tidak harus. Tapi orang-orang yang ketemu Nabi itu biasanya itu adalah satu pangkat, satu nikmat yang diberikan oleh Allah, yang biasanya para kiai tak mudah memberitahukan kepada orang lain. Karena takut riya. Karena dia berharap, setelah ketemu Nabi, itu akan ditemui lagi,” terang Safruddin.
“Nah, ketika dia riya, Nabi tidak senang. Jadi, kalau orang sudah ketemu Nabi, itu senang dan ingin didatangi lagi (lewat mimpi). Makanya, kalau tidak terpaksa, dia tidak akan cerita. Dan tidak didahului dengan motif-motif seperti ini. Karena tujuan setelah ketemu Nabi itu dia pengin ketemu lagi. Maka dia rahasiakan supaya tak timbul riya,” imbuhnya.
Menurut Safruddin, orang yang pernah berjumpa dengan Nabi merupakan orang pilihan.
Safruddin menyebut ada ciri-ciri khusus jika orang itu sudah pernah berjumpa lewat mimpi. Adapun ciri utama itu jika orang jelek (akhlaknya), ia akan menjadi baik, dan jika sudah baik, maka akan bertambah baik lagi.
“Orang yang dikehendaki oleh Kanjeng Nabi untuk bertemu itu orang pilihan. Andaikata dia orang jelek, maka berubah menjadi baik. Kalau dia baik, maka dia akan tambah baik. Karena yang ditemui Nabi itu tidak sembarangan,” tukasnya.
“Mohon maaf, mohon maaf. Seperti saya dan teman-teman seperti saya banyak yang ndakketemu ketemu Nabi. Karena tidak mudah. Tetapi juga tidak menutup kemungkinan ada cerita kiainya tidak ketemu Nabi tapi santrinya ketemu Nabi,” tutur Safruddin.
Atas ramainya pengakuan Haikal Hassan bertemu dengan Nabi Muhammad, Safruddin menyarankan agar masyarakat tidak mudah percaya.
Safruddin mengimbau agar masyarakat cerdas dalam menerima pengakuan yang mengandung unsur dan motif politik.
“Ya menurut saya, masyarakat harus cerdas. Jangan mau dibohongi ungkapan-ungkapan yang berbau agama tetapi itu telah dipolitisasi sehingga untuk tujuan mereka. Oleh karena itu, kita harus cerdas dan tidak mudah percaya kalau ada orang bilang seperti itu,” pungkas Safruddin.