DBD Intai Warga BMR, RSUD Kotamobagu Ajak Masyarakat Terapkan 3M Plus dan PSN

Kontras.co.id – Bolaang Mongondow Raya (BMR) saat ini tengah menghadapi cuaca ekstrem yang ditandai dengan curah hujan berintensitas tinggi di berbagai wilayah. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran baru, terutama terkait dengan ancaman penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti.

Di musim penghujan seperti sekarang, lingkungan yang lembap dan banyaknya genangan air menjadi tempat ideal bagi nyamuk Aedes Aegypti untuk berkembang biak. Oleh karena itu, kewaspadaan dan langkah-langkah pencegahan harus segera diambil oleh seluruh masyarakat, khususnya di wilayah Kotamobagu dan sekitarnya.

Merespon situasi ini, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kotamobagu aktif memberikan imbauan kepada masyarakat untuk melakukan pencegahan dini. Melalui pesan resmi yang disampaikan oleh Direktur RSUD Kotamobagu, Fernando M. Mongkau, S.Kep, Ns, M.Kes, melalui Kepala Humas RSUD Kotamobagu, Desak Putu Indrawati, SKM., M.Kes, masyarakat diajak untuk menerapkan langkah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) serta menerapkan gerakan 3M Plus.

Gerakan 3M Plus menjadi salah satu upaya efektif dalam memutus rantai penyebaran nyamuk pembawa virus DBD. 3M Plus meliputi:

Menguras tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, ember, drum, toren air, dan lainnya minimal satu kali dalam seminggu.

Menutup rapat tempat-tempat penampungan air untuk mencegah nyamuk bertelur.

Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.

Sementara istilah “Plus” dalam 3M Plus mencakup berbagai tindakan tambahan seperti menaburkan bubuk larvasida di tempat-tempat penampungan air yang sulit dikuras. Menggunakan kelambu saat tidur dan mmasang kawat kasa pada ventilasi dan jendela untuk mencegah masuknya nyamuk.

Juga menggunakan obat nyamuk atau semprotan anti-nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk seperti lavender atau serai wangi, menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat bersembunyi nyamuk.

Baca juga :  Serapan PAD Kotamobagu Dievaluasi

Menurut pihak RSUD Kotamobagu, cuaca ekstrem yang berlangsung belakangan ini mempercepat perkembangan nyamuk Aedes Aegypti. Kondisi kelembapan tinggi serta banyaknya genangan air memperbesar risiko munculnya wabah DBD. Oleh sebab itu, masyarakat diminta untuk tidak lengah dan terus meningkatkan kewaspadaan, terutama dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Humas RSUD Kotamobagu, Desak Putu Indrawati, mengingatkan bahwa peran aktif masyarakat sangat dibutuhkan untuk memutus mata rantai penyebaran DBD. “Kami mengajak seluruh masyarakat Kotamobagu dan wilayah BMR untuk bersama-sama melakukan langkah 3M Plus dan PSN secara konsisten. Pencegahan lebih baik daripada mengobati,” ujarnya.

Selain melakukan upaya pencegahan, masyarakat juga perlu memahami gejala awal DBD agar dapat segera mengambil tindakan medis. Beberapa gejala umum DBD meliputi, demam tinggi mendadak, nyeri otot dan sendi, nyeri di belakang mata, ruam kemerahan pada kulit, mimisan atau gusi berdarah, mual dan muntah.

“Jika mengalami gejala-gejala tersebut, sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat agar dapat memperoleh penanganan medis secepatnya,” imbaunya.

Sebagai rumah sakit rujukan di wilayah BMR, RSUD Kotamobagu berkomitmen untuk terus mengedukasi masyarakat terkait pencegahan DBD.

“Kami percaya bahwa dengan edukasi yang tepat, kesadaran masyarakat akan meningkat dan kasus DBD dapat ditekan seminimal mungkin,” ungkap Desak Putu Indrawati.