KONTRAS.co.id – Pulau Bali, yang selama ini telah menjadi magnet utama bagi turis asal Korea Selatan, kini mulai merasakan perubahan tren pariwisata. Meskipun masih menjadi primadona wisata di Indonesia, Bali kini harus bersaing dengan destinasi lain yang mulai mencuri hati para wisatawan asal Negeri Ginseng.
Setiap tahunnya, lebih dari 10 juta turis dari berbagai penjuru dunia mengunjungi Pulau Dewata untuk merasakan pesonanya. Jika Anda pernah mengunjungi Bali, pasti takkan sulit menemui turis asal Korea Selatan di sana. Namun, Kementerian Pariwisata Republik Indonesia mendeteksi adanya perubahan preferensi wisatawan Korea yang datang ke Indonesia. Mereka mulai merasa jenuh dengan pesona Bali yang selalu memukau.
Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)/Baparekraf, Raden Wisnu Sindhutrisno, mengungkapkan bahwa minat para wisatawan asal Korea Selatan untuk berlibur di Indonesia kini mulai beralih ke destinasi lain seperti Manado, Sulawesi Utara; Daerah Istimewa Yogyakarta; dan Batam, Kepulauan Riau. Salah satu alasan utamanya adalah biaya liburan yang lebih terjangkau.
“Mereka sangat menyukai wisata olahraga, termasuk olahraga air dan golf. Relatifnya, biaya untuk menikmati wisata olahraga ini tidak terlalu mahal jika dibandingkan dengan Bali,” lanjut Wisnu.
Tidak hanya wisata olahraga, tren wisata alam pun semakin meningkat di kalangan wisatawan Korea Selatan. Wisnu mengungkapkan bahwa pegunungan dan pantai di Indonesia semakin populer di mata mereka. Terlebih lagi, suhu udara di Indonesia yang lebih hangat daripada negara asal mereka menjadi daya tarik tambahan.
Hingga paruh pertama tahun 2023, Kemenparekraf telah mencatat bahwa lebih dari 145 ribu wisatawan Korea Selatan telah mengunjungi Indonesia. Angka tersebut sudah melebihi setengah dari target Kemenparekraf untuk jumlah kunjungan wisatawan Korea Selatan, yang sebelumnya ditetapkan sekitar 194.500 wisatawan.
Menariknya, liburan golden week yang umumnya diadakan di negara-negara Asia Timur seperti Jepang, Korea Selatan, dan China, ternyata menjadi salah satu faktor yang mendorong minat tinggi para wisatawan asal Korea Selatan untuk berlibur ke Indonesia.
“Jadi di Asia Timur, seperti Jepang, Korea, dan China, mereka punya yang namanya golden week. Itu adalah liburan sekitar dua minggu antara Mei hingga April. Waktu inilah yang menjadi momen ideal bagi mereka untuk berlibur ke luar negeri,” papar Wisnu.
Melihat momentum dan peluang yang ada, Wisnu mengungkapkan bahwa Kemenparekraf telah bekerja sama dengan beberapa maskapai penerbangan asal Korea Selatan untuk meningkatkan frekuensi penerbangan langsung dari Negeri Ginseng ke Indonesia.
Hingga saat ini, terdapat empat penerbangan dari Korea Selatan ke Indonesia, termasuk Garuda Indonesia yang memiliki jadwal dua kali dalam seminggu untuk rute Seoul ke Jakarta, Korean Air yang memiliki tiga kali penerbangan dalam seminggu untuk rute Seoul ke Jakarta, dan Korean Air yang memiliki sembilan penerbangan dalam seminggu untuk rute Seoul ke Denpasar.
Dengan perubahan tren ini, Bali diharapkan dapat terus berinovasi dan mempertahankan pesonanya sebagai destinasi wisata unggulan di Indonesia. Sementara itu, destinasi lain di Indonesia pun semakin mendapat sorotan pantas dari para wisatawan asal Korea Selatan yang mencari pengalaman liburan yang beragam dan terjangkau.