KONTRAS MEDIA – Sutradara Wahyu Agung Prasetyo buka suara setelah film pendek yang ia garap pada 2018, Tilik, viral pada tahun ini. Ia dan tim mengaku tidak pernah menyangka sebuah film pendek bisa viral seperti sekarang.
“Kita juga bangga ya film kita bisa jadi bahan diskusi di banyak kalangan. Film pendek jadi banyak dikenal. Semoga film pendek lain ketularan dan muncul film pendek lainnya,” kata Wahyu kepada CNNIndonesia.com saat dihubungi beberapa waktu lalu.
Ia membuka kemungkinan bahwa Tilik bisa viral karena mengandung cerita yang berhubungan dengan kehidupan orang-orang yang membahas film ini. Meski banyak pula orang-orang yang memandang Tilik secara berbeda.
Tilik sendiri mengisahkan rombongan ibu-ibu yang menempuh perjalanan dengan truk untuk menjenguk Ibu Lurah di rumah sakit. Dalam bahasa Jawa tilik berarti menjenguk orang sakit.
Sepanjang perjalanan, Bu Tejo (Siti Fauziah) menjadi orang yang paling banyak berbicara. Ia kerap membicarakan seorang perempuan muda bernama Dian, kembang desa di tempat mereka berasal.
Tanpa memastikan informasi yang valid, Bu Tejo membahas berbagai hal tentang Dian. Bahkan ia curiga Dian yang masih melajang adalah perempuan ‘nakal’ karena satu dan lain hal dari kejadian yang ia saksikan.
Ibu-ibu lain terpancing membicarakan Dian lebih dalam, atau dengan kata lain bergosip. Spekulasi yang mereka dengar terus dikembangkan hingga Dian terasa seperti sosok negatif.
“Ini film yang keenam. Belum pernah sampai segini, yang sebelum ini ada judulnya Anak Lanang, cukup banyak yang nonton. Tapi kalau dibandingkan ini belum [banyak yang menonton], mungkin karena momentumnya juga,” kata Wahyu.
Bukan hanya pujian, film yang diproduksi Ravacana Films ini juga menuai kritik. Salah satunya dinilai tidak mendidik karena menampilkan gosip dan mengklarifikasi informasi yang belum tentu benar.
Wahyu dan tim tidak ambil pusing atas ke titik tersebut. Menurutnya pendapat apa pun dari penonton justru membuat mereka akan membuat film lebih baik pada masa mendatang.
Tangkapan layar film pendek Tilik. (Screenshot via youtube Ravacana Films) |
Tilik dirilis pada 17 Agustus lalu melalui kanal YouTube resmi Ravacana Films. Mereka sengaja merilis pada hari peringatan kemerdekaan Indonesia karena ingin memanfaatkan momentum.
“Kami merasa film ini ada kecenderungan banyak yang nonton tapi tidak menyangka semeledak ini. Kita mendukung nonton yang legal,” ungkap Wahyu.
Pada 2018 lalu Tilik berhasil meraih penghargaan kategori Film Pendek Terpilih Piala Maya 2018. Selain itu film ini juga menjadi Official Selection Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) 2018 dan Official Selection World Cinema Amsterdam 2019.