KONTRAS MEDIA – Kota Wuhan, episentrum pertama covid-19 di China, mencabut lockdown yang sangat ketat. Banyak warganya kembali beraktivitas seperti biasa bahkan anak muda di Kota Wuhan bisa ‘dugem’ setelah hampir setahun berjuang melawan ganasnya virus corona.
“Setelah mengalami gelombang pertama epidemi di Wuhan dan kemudian pembebasan, saya merasa seperti menjalani kehidupan kedua,” kata Zhang, 29 tahun, yang bekerja di toko tekstil di kota China tengah yang merupakan pusat penyebaran pertama COVID-19, kepada Reuters, dikutip dari Detik.com.
Dalam pemandangan yang tak terbayangkan di banyak kota di seluruh dunia yang terhuyung-huyung di masa pandemi, Kota Wuhan justru terlihat biasa saja tanpa kekhawatiran akan covid-19.
Warga Kota Wuhan, mulai menjelajahi kerumunan orang, makan makanan jalanan, dan memadati klub malam. Mereka bahkan tak khawatir ketika tidak memakai masker.
Wuhan belum melaporkan kasus baru covid-19 yang ditularkan secara lokal sejak 10 Mei, setelah menjalani salah satu penguncian paling ketat di seluruh dunia.
Sebelumnya kota berpenduduk 11 juta itu ditutup dari seluruh China dalam penguncian semalam yang mengejutkan mulai 23 Januari, dengan blok jalan didirikan.
Pesawat, kereta api dan bus dilarang memasuki kota. Hampir 3.900 dari 4.634 kematian akibat covid-18 di China terjadi di Kota Wuhan.
“Selama masa epidemi, Wuhan benar-benar kota yang mati,” kata penggemar musik rock Yi Yi usai pertunjukan.
“Sekarang semua orang keluar untuk makan dan bersenang-senang,”sambungnya
Terlepas dari kehidupan malam yang berkembang pesat, pemilik bisnis dan restoran di Wuhan mengatakan masih butuh waktu sebelum pulih karena lockdown membuat bisnis mereka anjlok.