Ahmad Luthfi Ajak Warga Rawat Mangrove, Atasi Rob dan Abrasi!

Kontras.co.id – Rehabilitasi garis pantai tidak bisa berhenti pada penanaman mangrove, tetapi tumbuhan itu harus dirawat. Karenanya, Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, meminta seluruh masyarakat dan stakeholder, untuk sering mengecek dan merawat mangrove maupun cemara laut yang sudah ditanam.

Menurutnya, penanaman mangrove sudah sering dilakukan. Namun, banyak yang tidak tumbuh atau hilang, karena kurangnya perawatan.

“Jangan hanya gagah kita menanam, tapi tidak merawat. Saya minta Bupati/Wali Kota, BUMD, dan Dinas Lingkungan Hidup, begitu tanam satu minggu segera cek apakah tanaman bisa tumbuh atau tidak,” kata Luthfi, saat launching program Selamatkan Pesisir Jawa Tengah, yang dilakukan di Pantai Kertosari, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, Jumat (27/6/2025).

Program Selamatkan Pesisir Jawa Tengah itu merupakan bagian dari Gerakan Menanam dan Merawat 12 juta Mangrove Selama 2025-2029, yang digagas oleh Yayasan Kelola Lingkungan Pesisir Nusantara. Kegiatan itu dihadiri Ketua MPR RI Ahmad Muzani, Bupati Pemalang, dan perwakilan dari Pemkab Batang, Pemkab Pekalongan, dan Pemkot Pekalongan.

Gerakan tersebut juga linier dengan program Pemprov Jateng yang digagas Ahmad Luthfi yaitu Mageri Segoro. Program Mageri Segoro sudah diawali dengan penanaman mangrove di Kabupaten Brebes, beberapa waktu lalu. Luthfi.menargetkan, sampai Desember 2025, sebanyak 1,5 juta bibit mangrove ditanam di sepanjang pesisir Utara dan Selatan Jawa Tengah.

“Mageri Segoro itu intinya, bagaimana agar laut kita tidak mengganas sampai ke daratan. Kita buat pager yang ada di segoro (laut). Garis pantai Jateng itu panjangnya sekitar 997 km, ada di Pantura dan Pansela. Sampai Desember nanti harus tercukupi (tertanam) mangrove dan itu akan masuk rekor Muri,” jelasnya.

Luthfi berharap, program Selamatkan Pesisir Jawa Tengah dengan gerakan menanam mangrove itu, dapat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya bagi masyarakat pesisir. Sehingga, abrasi dan rob yang terjadi di berbagai daerah dapat teratasi.

Baca juga :  Pandemi Corona, Banyak Manusia Cari Tuhan di Google

Ketua Yayasan Kelola Lingkungan Pesisir Nusantara, Ardas Patra mengatakan, kegiatan di Pantai Kertosari tersebut merupakan gerakan menanam 5.000 mangrove di sembilan desa, yang terdampak langsung rob dan abrasi di pesisir pantai Kabupaten Pemalang.

“Gerakan ini akan diperlebar, meliputi seluruh pantai di Pemalang, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, dan Kabupaten Batang. Totalnya adalah 132 hektare, dengan kebutuhan mangrove sebanyak 500 ribu batang pohon. Itu akan dilakukan bertahap selama enam bulan,” katanya.

Dia menjelaskan, setiap desa terdapat sekitar 10 relawan yang akan bergerak bersama masyarakat setempat. Relawan itu tidak hanya menanam, tetapi juga bertanggung jawab untuk merawat mangrove yang ditanam. Sekaligus, memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menanam dan merawat mangrove.

“Paling berat tentang mangrove itu kan mengedukasi masyarakat. Jadi menanam dan merawatnya, karena ini harus tumbuh sampai masa kritisnya lewat. Masa kritisnya lewat inilah yang akan menjadi harapan baru dari penataan pantai,” jelasnya.

Ketua MPR RI, Ahmad Muzani mengatakan, gerakan menanam dan merawat mangrove merupakan cara sederhana untuk menyelamatkan lingkungan, khususnya di wilayah pesisir.

“Saya berterima kasih kepada pegiat lingkungan. Ini bentuk kesadaran yang dilakukan oleh masyarakat untuk menyelamatkan masa depan lingkungan, ini harus kita sambut,” katanya.

Ahmad Muzani juga mengapresiasi gebrakan Gubernur Ahmad Luthfi, yang telah memiliki program Mageri Segoro, sebagai upaya untuk menyelamatkan daerah pesisir. Target 1,5 juta pohon mangrove itu, dinilai sangat bagus.

“Pagar laut itu meskipun jangka panjang, memang harus dilakukan,” ujarnya.

Sources: Jatengprov.go.id