KOTAMOBAGU, KONTRAS MEDIA – Masker kini sudah menjadi kebutuhan penting setiap orang. Meski bukan satu-satunya cara mencegah penularan virus corona, namun masker cukup efektif mencegah diri dari bahaya virus corona.
Saat ini, menggunakan masker disarankan bagi orang yang bepergian untuk mengantisipasi penularan covid-19.
Virus ini terdapat pada percikan air liur orang yang sakit ketika ia bersin, batuk, atau bahkan saat berbicara.
Penularan terjadi ketika percikan air liur terhirup orang lain yang ada di sekitar.
Wali Kota Kotamobagu, Tatong Bara, berpesan agar masyarakatnya selalu memakai masker.
“Orang Kotamobagu jangan bosan pakai masker,” imbau Tatong.
Masker kata Tatong, selain di luar rumah juga perlu digunakan apabila seseorang berada di ruangan tertutup bersama orang lain, misalnya ketika di kantor, sekolah maupun tempat ibadah.
Ketersediaan masker di Kotamobagu memadai. Banyak pedagang yang menjual masker berbagai jenis.
Selain itu, apotek hingga supermarket di Kotamobagu juga menyediakan masker sebagai kebutuhan masyarakat di kondisi masih mewabahnya virus corona.
Namun di sisi lain, banyak masker yang masih belum memiliki standar sebagai alat pelindung diri yang aman.
“Masyarakat juga harus melihat informasi-informasi baik dari lembaga kesehatan, pemerintah dan Satgas covid-19 tentang masker yang aman dan sudah menjalani uji kelayakan dan uji klinis, agar tidak sia-sia kita memakai masker,” ujar Tatong.
Pilihan masker yang efektif mencegah virus corona
Jenis masker sangat beragam. Beberapa di antaranya hanya berguna untuk menangkal polusi tapi tidak bisa menangkal covid-19.
Hingga saat ini, ada 3 jenis masker untuk virus corona yang disarankan kepada masyarakat:
Masker Kain
Sesuai dengan anjuran Kementerian Kesehatan RI, semua orang disarankan untuk memakai masker kain ketika harus bepergian ke luar rumah, misalnya saat harus bekerja atau membeli kebutuhan bulanan. Masker kain tetap dapat menghalau sebagian percikan air liur yang keluar saat berbicara, menghela napas, ataupun batuk dan bersin.
“Jadi, jika digunakan dengan benar, masker ini tetap dapat mengurangi penyebaran virus Corona di masyarakat, terutama dari orang yang terinfeksi virus namun tidak memiliki gejala apa pun,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kotamobagu, dr Tanty Korompot.
Meski begitu, selama beraktivitas di tempat yang cukup banyak orang, alangkah baiknya untuk tetap jaga jarak atau physical distancing walaupun sudah mengenakan masker kain.
“Jika Anda sedang sakit dengan gejala batuk, atau bersin yang jelas, lebih baik lakukan isolasi mandiri di rumah. Selain itu, tidak disarankan untuk menggunakan masker kain 2 kali. Jadi, sebisa mungkin cuci masker kain ketika selesai memakainya,” ujar Tanty.
Masker Bedah
Masker bedah atau surgical mask merupakan jenis masker sekali pakai yang mudah dijumpai dan sering digunakan tenaga medis saat bertugas. Masker bedah efektif pilihan untuk mencegah penyebaran virus Corona karena memiliki lapisan yang mampu menghalau percikan air liur.
Kebanyakan masker bedah terdiri dari 3 lapisan yang memiliki fungsi berbeda, yaitu lapisan luar, yang antiair, lapisan tengah, yang berfungsi sebagai filter kuman, lapisan dalam, yang berguna untuk menyerap cairan yang keluar dari mulut
Jika sedang sakit, disarankan menggunakan masker dengan ketiga fungsi tersebut karena efektif dalam mencegah penyebaran penyakit menular seperti infeksi virus corona.
“Meski efektif untuk menghadang virus Corona, karena stoknya yang makin menipis, saat ini masker bedah lebih diutamakan untuk melindungi tenaga medis yang bekerja di pelayanan kesehatan atau orang yang sedang sakit guna mencegah penularan virus ke orang lain,” kata Tanty.
Masker N95
Masker N95 juga efektif untuk mencegah penularan virus Corona. Masker yang cenderung lebih mahal dari masker bedah ini tidak hanya mampu menghalau percikan liur saja, tapi juga partikel kecil di udara yang mungkin mengandung virus.
Dibanding masker bedah, masker N95 terasa lebih ketat pada wajah karena telah didesain secara pas untuk menutupi hidung dan mulut orang dewasa. Pada anak-anak, penggunaan masker ini tidak disarankan karena ukuran masker bisa terlalu besar sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang cukup.
“Walaupun daya lindungnya lebih baik, masker N95 tidak disarankan untuk penggunaan sehari-hari. Hal ini disebabkan desainnya yang membuat orang yang memakai bisa sulit bernapas, gerah, dan tidak betah memakainya dalam jangka waktu yang agak lama,” tutur Tanty.
Masker ini diutamakan untuk digunakan untuk petugas medis yang memang kontak secara langsung dengan penderita COVID-19, misalnya dokter dan perawat yang bekerja di ruang isolasi khusus COVID-19 atau di IGD.