Kontras.co.id – Pemeriksaan kesehatan selama kehamilan atau Antenatal Care (ANC) sangat penting untuk memastikan kesehatan ibu dan janin. Pemeriksaan ini tidak hanya membantu mendeteksi komplikasi sejak dini, tetapi juga mempersiapkan proses persalinan agar lebih aman.
RSUD Kotamobagu menekankan pentingnya pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil dan perawatan pasca persalinan untuk menghindari risiko seperti anemia, komplikasi kehamilan, hingga kematian ibu dan bayi.
Tujuan Pemeriksaan Kehamilan
Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin memiliki berbagai manfaat, di antaranya:
- Memantau perkembangan janin dan memastikan pertumbuhannya sesuai usia kehamilan.
- Mendeteksi dini komplikasi kehamilan seperti preeklamsia, diabetes gestasional, atau kelainan janin.
- Mengurangi risiko komplikasi saat persalinan dengan persiapan yang lebih matang.
- Meningkatkan kesehatan ibu dan bayi melalui edukasi dan intervensi medis yang tepat.
- Memberikan informasi dan edukasi terkait gizi, pola hidup sehat, serta persiapan persalinan.
Manfaat Pemeriksaan Kehamilan Secara Rutin
Rutin melakukan ANC memiliki berbagai manfaat jangka panjang, seperti:
- Menurunkan angka kematian ibu dan bayi dengan pemantauan yang optimal.
- Mempersiapkan ibu untuk masa persalinan, nifas, dan menyusui agar lebih siap menghadapi perubahan fisik dan emosional.
- Mendukung kelancaran pemberian ASI dengan memastikan kondisi ibu dalam keadaan sehat.
- Menjaga kesehatan anak secara fisik, psikologis, dan sosial sejak dalam kandungan.
Jadwal Ideal Pemeriksaan Kehamilan
Untuk memastikan kehamilan berjalan lancar, pemeriksaan harus dilakukan sesuai jadwal berikut:
- Setiap 4 minggu sekali pada usia kehamilan 4–28 minggu
- Setiap 2 minggu sekali pada usia kehamilan 28–36 minggu
- Setiap minggu ketika usia kehamilan memasuki 36–40 minggu
Jenis Pemeriksaan Kehamilan di RSUD Kotamobagu
RSUD Kotamobagu menyediakan berbagai layanan pemeriksaan kehamilan yang meliputi:
1. Pemeriksaan Fisik
- Pengukuran tekanan darah
- Penimbangan berat badan
- Pengukuran tinggi fundus uteri
- Pemeriksaan detak jantung janin
2. Pemeriksaan Laboratorium
- Pemeriksaan golongan darah
- Tes kadar hemoglobin (Hb)
- Pemeriksaan kadar gula darah
- Tes protein dan urin
- Pemeriksaan infeksi seperti Malaria, Sifilis, HIV, dan Hepatitis
3. Pemeriksaan USG dan Skrining Genetik
- USG kehamilan untuk melihat perkembangan janin
- Skrining kelainan genetik dan kromosom
4. Vaksinasi dan Pemberian Suplemen
Vaksinasi tetanus untuk mencegah infeksi
Pemberian tablet zat besi untuk mencegah anemia
5. Pemeriksaan Tambahan
Pap smear untuk mendeteksi dini kanker serviks
RSUD Kotamobagu mengingatkan bahwa pemeriksaan kehamilan harus dilakukan minimal 6 kali selama masa kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan janin.
Perawatan Pasca Persalinan untuk Ibu dan Bayi
Pemeriksaan kesehatan tidak hanya dilakukan saat hamil, tetapi juga setelah melahirkan. Perawatan pasca persalinan sangat penting untuk membantu pemulihan ibu dan menjaga kesehatan bayi.
1. Perawatan Luka Pasca Persalinan Normal
- Kompres dingin area luka jahitan untuk mengurangi nyeri.
- Bersihkan luka dengan air hangat dan hindari penggunaan sabun berbahan keras.
- Gunakan antiseptik untuk mencegah infeksi.
- Ganti pembalut secara rutin agar tetap bersih dan nyaman.
2. Menjaga Kebersihan dan Kesehatan Mental
- Cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi.
- Jaga kebersihan area vagina dengan membilas dari depan ke belakang.
- Perbanyak istirahat dan konsumsi makanan bergizi.
- Hindari stres berlebihan untuk mengurangi risiko depresi pasca melahirkan.
3. Nutrisi untuk Pemulihan Pasca Persalinan
- Konsumsi makanan kaya zat besi dan vitamin B12.
- Makan makanan sehat untuk mengembalikan berat badan ideal.
- Minum banyak air untuk menjaga kualitas ASI.
Perawatan Pasca Operasi Caesar (SC)
Bagi ibu yang menjalani operasi Caesar, pemulihan membutuhkan perhatian ekstra. Berikut panduan perawatannya:
1. Perawatan Luka Operasi
- Jaga kebersihan luka dengan air hangat dan sabun ringan.
- Ganti perban secara rutin untuk mencegah infeksi.
- Gunakan pakaian longgar agar luka tidak tertekan.
- Hindari aktivitas berat selama masa pemulihan.
2. Istirahat dan Aktivitas Fisik
- Tidur yang cukup untuk mempercepat penyembuhan.
- Lakukan aktivitas ringan seperti berjalan-jalan untuk memperlancar sirkulasi darah.
3. Pola Makan Sehat
- Konsumsi makanan tinggi protein untuk mempercepat pemulihan.
- Minum air putih yang cukup agar tubuh tetap terhidrasi.
- Hindari makanan tinggi gula yang dapat memperlambat penyembuhan.
4. Pemantauan Pasca Operasi
- Perhatikan tanda-tanda infeksi, seperti demam atau luka bernanah.
- Pantau pendarahan pasca persalinan dan segera konsultasikan ke dokter jika terjadi kejanggalan.
- Kontrol rutin ke dokter untuk memastikan pemulihan berjalan dengan baik.
Risiko Jika Tidak Melakukan Pemeriksaan Kehamilan
Direktur RSUD Kotamobagu, Fernando M. Mongkau, S.Kep Ns, M.Kes., menegaskan bahwa ibu hamil yang tidak rutin melakukan pemeriksaan kesehatan berisiko mengalami komplikasi serius, seperti:
- Anemia yang dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR) atau pendarahan saat persalinan.
- Abortus spontan akibat gangguan kesehatan yang tidak terdeteksi.
- Kekurangan Energi Kronis (KEK) yang berisiko menyebabkan kehamilan berbahaya.
- Kematian ibu dan bayi akibat komplikasi yang terlambat ditangani.
“Kehamilan adalah masa yang sangat penting bagi ibu dan calon buah hati. Namun, tanpa pemeriksaan kesehatan yang rutin, ibu hamil berisiko mengalami berbagai komplikasi yang dapat membahayakan diri sendiri maupun janin di dalam kandungan. Komplikasi ini bisa terjadi akibat berbagai faktor, mulai dari usia ibu, kondisi kesehatan, hingga gaya hidup yang kurang sehat,” jelas Fernando.
Untuk mencegah risiko ini, penting bagi ibu hamil untuk memahami berbagai bahaya yang dapat terjadi serta cara efektif dalam menjaga kesehatan selama masa kehamilan.
Bahaya Komplikasi Kehamilan bagi Ibu
Tidak melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin dapat meningkatkan risiko komplikasi yang membahayakan ibu hamil. Berikut beberapa kondisi yang sering terjadi akibat komplikasi kehamilan:
1. Kekurangan Gizi dan Dehidrasi
Asupan nutrisi yang tidak mencukupi dapat menyebabkan ibu hamil mengalami kekurangan gizi, yang berdampak pada perkembangan janin. Selain itu, dehidrasi dapat mengganggu keseimbangan elektrolit dalam tubuh, menyebabkan kelelahan, pusing, hingga komplikasi yang lebih serius.
2. Perdarahan saat Masa Kehamilan
Perdarahan yang terjadi selama kehamilan bisa menjadi tanda masalah serius, seperti plasenta previa atau solusio plasenta, yang berisiko menyebabkan kelahiran prematur atau bahkan keguguran.
3. Anemia
Kekurangan zat besi selama kehamilan dapat menyebabkan anemia, yang membuat ibu hamil mudah lelah, pusing, dan berisiko mengalami komplikasi saat persalinan, seperti perdarahan berlebih.
4. Preeklamsia
Preeklamsia adalah kondisi berbahaya yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan adanya protein dalam urine. Jika tidak ditangani dengan baik, preeklamsia dapat menyebabkan gangguan pada organ tubuh ibu serta menghambat aliran darah ke janin.
5. Hipertensi
Tekanan darah tinggi selama kehamilan dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, gangguan perkembangan janin, hingga komplikasi serius bagi ibu dan bayi.
6. Diabetes Gestasional
Diabetes selama kehamilan dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan berlebih, meningkatkan risiko persalinan dengan operasi caesar, serta menimbulkan komplikasi kesehatan bagi ibu dan bayi setelah lahir.
Bahaya Komplikasi Kehamilan bagi Janin
Tidak hanya berdampak pada ibu, komplikasi kehamilan juga dapat membahayakan janin. Berikut beberapa risiko yang dapat terjadi pada bayi akibat komplikasi kehamilan:
1. Bayi Lahir Prematur
Kelahiran sebelum usia kehamilan 37 minggu dapat menyebabkan bayi memiliki organ yang belum berkembang sempurna, meningkatkan risiko gangguan pernapasan, infeksi, hingga masalah tumbuh kembang.
2. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Bayi yang lahir dengan berat badan di bawah normal berisiko mengalami gangguan kesehatan, seperti kesulitan dalam mengatur suhu tubuh, gangguan pernapasan, hingga masalah pertumbuhan di kemudian hari.
3. Pertumbuhan Janin Terhambat
Jika ibu mengalami gangguan kesehatan selama kehamilan, janin mungkin tidak mendapatkan nutrisi yang cukup, sehingga pertumbuhannya terhambat. Ini bisa berdampak pada perkembangan otak dan organ lainnya.
Faktor Risiko Komplikasi Kehamilan
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko komplikasi selama kehamilan. Berikut beberapa faktor yang perlu diwaspadai:
- Usia ibu (hamil di atas 35 tahun atau di bawah 20 tahun)
- Gaya hidup tidak sehat, seperti merokok dan mengonsumsi alkohol
- Kehamilan kembar (hamil anak kembar dua, tiga, atau lebih)
- Riwayat keguguran sebelumnya
- Obesitas atau kekurangan berat badan (anoreksia atau gangguan makan)
- Riwayat penyakit tertentu, seperti asma, lupus, anemia, diabetes, hipertensi, atau obesitas
Cara Mencegah Komplikasi Kehamilan
Meskipun ada banyak risiko komplikasi kehamilan, langkah pencegahan dapat membantu ibu hamil menjaga kesehatan diri sendiri dan janin. Berikut beberapa cara untuk mencegah komplikasi kehamilan:
1. Rutin Melakukan Pemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan kehamilan secara rutin sangat penting untuk memantau perkembangan janin dan kondisi kesehatan ibu. Dengan pemeriksaan yang teratur, dokter dapat mendeteksi lebih awal jika ada tanda-tanda komplikasi.
2. Konsumsi Makanan Bergizi dan Sehat
Nutrisi yang baik sangat diperlukan selama kehamilan. Pastikan ibu mengonsumsi makanan kaya zat besi, protein, kalsium, serta vitamin dan mineral lainnya yang mendukung pertumbuhan janin.
3. Mencukupi Kebutuhan Cairan
Minum air putih yang cukup membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh, mencegah dehidrasi, serta mendukung fungsi organ selama kehamilan.
4. Selalu Berpikir Positif dan Mengelola Stres
Stres yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kehamilan. Ibu hamil sebaiknya melakukan aktivitas relaksasi, seperti yoga, meditasi, atau berjalan santai untuk menjaga keseimbangan emosional.
5. Istirahat yang Cukup
Kurang tidur dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Usahakan tidur minimal 7-8 jam setiap malam dan beristirahat di siang hari jika diperlukan.
6. Menghindari Rokok dan Alkohol
Merokok dan mengonsumsi alkohol dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti kelahiran prematur dan gangguan pertumbuhan janin. Oleh karena itu, ibu hamil harus menghindari kebiasaan ini selama masa kehamilan.
Regulasi
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Pelayanan Kontrasepsi, dan Pelayanan Kesehatan Seksual.***