KOTAMOBAGU, KONTRAS MEDIA – Pembengkakan pada bagian kaki yang dialami Helmi Maskatie, seorang ASN di lingkungan Pemerintah Kotamobagu pasca mendapat suntikan vaksin covid-19 buatan Sinovac ternyata diakibatkan oleh infeksi bakteri.
Hal itu berdasarkan pemeriksaan darah lengkap oleh pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kotamobagu.
Kepala Seksi Pelayanan Medik RSUD Kotamobagu yang juga Ketua Vaksinasi Covid-19, dr. Lusiana M. Maramis kepada sejumlah awak media menjelaskan, Helmi menderita radang akibat infeksi bakteri yang bukan dikarenakan efek vaksin covid-19.
Menurut dr Lusiana, radang infeksi itu terjadi setelah 5 hari pasca suntikan vaksin yang dilaksanakan di Aula Kantor Wali Kota Kotamobagu.
“Yang bersangkutan memang ada keluhan yang mengarah ke asam urat. Karena diinfokan memiliki riwayat asam urat, kami lakukan konfirmasi lewat pemeriksaa penunjang yakni pemeriksaan darah lengkap atau pemeriksaan asam urat. Namun ketika hasilnya keluar, asam urat bersangkutan normal. Justru yang tinggi adalah kadar leokosit yang menunjukan infeksi bakteri radang. Sedangkan vaksin covid-19 itu untuk virus bukan bakteri,” ujar dr Lusiana.
Lanjut dr Lusiana, Helmi kini mendapatkan perawatan di RSUD Kotamobagu.
“Yang bersangkutan dirawat di sini, sudah menjadi komitmen kami untuk merawat yang bersangkutan sampai proses penyembuhan. Dan setelah hasil lab keluar bisa dipastikan sampai kini tidak ada hubungan vaksinasi dengan keluhan penyakit yang timbul tersebut,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kotamobagu, dr Tanty Korompot, juga menjelaskan jika efek samping yang biasa terjadi usai menerima vaksin adalah pusing, mual dan demam.
“Dugaan bisa jadi itu efek samping
atau kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI),” ujar dr Tanty.
Dirinya juga menjelaskan jika kondisi kaki bengkak yang dialami Helmi, hanya bisa dipastikan lewat pemeriksaan laboratorium.
“Logikanya vaksin Sinovac adalah virus yang dilemahkan sedangkan penyebab bengkak pada kaki adalah bakteri bukan virus,” tambah Tanty.
Dia pun menjelaskan pada daerah yang bengkak itu banyak luka atau bekas luka, berarti kulit di daerah yang bengkak itu tidak intak (tidak utuh), ada lesi (perubahan abnormal) yang merupakan port d’entree kuman atau pintu masuk kuman atau bakteri.
“Diagnosanya adalah susp abses genu ec.dd artritis septik atau peradangan/infeksi bakteri di daerah persendian lutut. Jadi dugaan akibat vaksinasi covid-19 bisa terbantahkan karena banyak faktor kebetulan yang bisa saja terjadi, tidak terkecuali bengkak pada kaki bertepatan setelah di vaksinasi,” terang dr Tanty.
“Ini dibuktikan dengan hasil laboratorium pada Selasa malam (30/3) kemarin bahwa Leucosit berjumlah 17.000, artinya ada infeksi bakteri,” ungkap Tanty.