Menu

Mode Gelap

Catatan Aksara

Gaung


1 Nov 2020 19:05 WITAยท


					Gaung Perbesar

Embusan angin menusuk kulit, sejenak
Sesudah hujan pergi tanpa pamit
Meninggalkan nota tak tertulis
Jiwaku terkoyak, meronta pias
Melanglang buana ke ruang hitam
Hei!
Teriakan menggema, namun tak dihiraukan

Pikiranku melayang,
netra pun menatap lukisan indah di langit
Membisiki kepicikan setan
Untuk lepas dari segala jeratan
Si Detik berbunyi,
dentingannya mencemooh
Menertawakan kekalutan hati
Hei!
Aku mengumpat

Jalanan terjal, curam berkisah
Ku daki tanjakan demi tanjakan
Langkah mengikuti insting yang buntu
Diam kemudian ku berteriak di kesunyian
Hei!!!
Ku biarkan mereka mendengar,
sebab Sang Emosi terlalu sakit

(Mongkonai, 7 Maret 2015)
Direvisi : 29 Oktober 2020

BIOGRAFI PENULIS :
Mimin di Komunitas Kata Tulisan yang dibentuk 23 Maret 2013. Pernah mengikuti sebuah event puisi tema bebas yang diselenggarakan Grup Rose Book pada tahun 2015 dan dibukukan dalam Antologi Puisi 2 September. Juara 3 Pemenang event Kuliner RB dan Kontributor Terpilih yang diadakan oleh Rose Book dan dibukukan dalam antologi Penalicious (Mendadak Chef) dengan menu “Bubur Asam” Desember 2015. Sekarang masih menuangkan ide-ide dalam bentuk puisi, kata mutiara, cerita pendek di media sosial baik berupa tulisan atau pun video.

Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

AIR MATA PALESTINA

19 Mei 2021 - 22:16 WITA

Duka KRI Nanggala 402

28 April 2021 - 23:11 WITA

MENCANDAI PANTAI BUNGIN

1 April 2021 - 10:53 WITA

RISALAH SUNYI

31 Maret 2021 - 13:46 WITA

SEPI MENGUBURKU

30 Maret 2021 - 13:40 WITA

MENGAPA BEDA JADI BENCANA

30 Maret 2021 - 13:34 WITA

Trending di Catatan Aksara