KONTRAS.CO.ID – Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) kolaborasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotamobagu menggelar Trauma Healing bagi anak- anak terdampak banjir di RT 24 Kelurahan Gogagoman.
Trauma healing merupakan suatu proses pemberian bantuan berupa penyembuhan untuk mengatasi gangguan psikologis seperti kecemasan, panik, dan gangguan lainnya karena lemahnya ketahanan fungsi-fungsi mental yang dimiliki individu.
Menurut Plt. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Asrianty, tugas BPBD bukan hanya rehab fisik tapi juga rehab psikologis terhadap korban bencana, bukan hanya anak- anak tapi juga orangtua.
“Dalam satu Minggu kedepan pihak kami akan memantau terus kondisi yang ada. Dengan adanya intervensi dari Wali Kota, dari Balai Sungai sudah turun dan sebagai upaya antisipasi awal, sudah diajukan permintaan bantuan bronjong, karena kalau untuk membuat tanggul membutuhkan waktu yang lama,” ujar Asrianty.
Ia berharap, anak- anak maupun warga yang terkena dampak tidak meninggalkan trauma yang dalam.
“Alhamdulillah dalam tiga hari mereka sudah mulai ceria, apalagi dengan adanya healing trauma dari teman- teman DP3A, mudah- mudahan mental anak-anak akan makin pulih,” tambahnya.
Senada, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Sarida Mokoginta, melalui Kepala Bidang Perlindungan Hak Perempuan, Perlindungan Khusus Anak, Pemenuhan Hak Anak, Marini Mokoginta, menyampaikan hal- hal terkait kegiatan yang dilaksanakan.
“Kegiatan ini adalah trauma healing yang dilaksanakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Kami disini bergabung dengan Forum Anak Daerah Kota Kotamobagu dan seorang psikolog klinis ibu Indri Dilapanga dimana kita memang menggunakan metode- metode yang tepat yang sekiranya bisa menghilangkan trauma pada anak- anak yang menjadi korban,” terangnya.
“Contohnya disini ada storyteeling atau cerita dongeng, dimana kita coba memancing anak-anak agar mereka bisa merefleksikan rasa ketakutan yang dirasakan sehingga bisa kita uraikan seperti mengurai benang yang kusut,” lanjut Marini.
Dengan dilaksanakannya trauma healing ini diharapkan anak- anak yang menjadi korban banjir akan berhasil disembuhkan. Karena ternyata trauma sejak banjir awal di tahun 2017 belum hilang sampai sekarang.
“Oleh karenanya kita juga menawarkan atau memberi informasi bahwa di Dinas P3A menyediakan konseling gratis, bisa juga di rumah sakit dengan psikolog klinis yang ada,” ucap Marini.
Pihaknya berharap agar kegiatan ini akan membawa manfaat besar bagi pemulihan anak- anak yang terdampak.