Kontras.co.id – Banyak yang bertanya-tanya, kenapa sih kasur pasien di rumah sakit nggak boleh dipakai rebahan oleh keluarga pasien? Apakah rumah sakit pelit kasur? Ternyata, ada alasan ilmiah sekaligus logis di balik aturan tersebut.
Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Humas RSUD Kotamobagu, Desak Putu Indrawati, SKM, M.Kes kepada Kontras.co.id.
Pertama, soal sterilisasi.
Kasur kosong telah dilakukan proses desinfeksi sebelum digunakan oleh pasien selanjutnya. Ibarat piring bersih yang sudah dicuci untuk tamu, tentu tidak boleh dipakai sembarangan. Kalau tiba-tiba ada pasien baru datang dari IGD, kasur itu bisa langsung dipakai tanpa harus menunggu proses pembersihan ulang.
“Jika pengunjung sempat rebahan, maka kasur harus disterilkan kembali, yang tentu makan waktu dan bisa membuat pasien baru menunggu lebih lama,” ujarnya.
Kedua, faktor higienis dan infeksi.
Kasur yang belum dibersihkan setelah pasien sebelumnya bisa saja masih menyimpan kuman atau bakteri. Jika pengunjung asal rebahan, risikonya bisa ikut tertular penyakit. Sama seperti minum dari gelas orang yang sedang flu, kemungkinan besar ikut ketularan.
“Rumah sakit adalah tempat berkumpulnya berbagai virus, sehingga pencegahan jauh lebih baik daripada menyesal kemudian,” katanya.
Ketiga, daya tahan kasur.
Kasur rumah sakit memiliki masa pakai terbatas. Semakin sering digunakan, semakin cepat aus atau rusak. Jika pengunjung juga ikut memanfaatkannya, tentu daya tahannya akan berkurang drastis.
“Apalagi jika satu keluarga boleh, maka keluarga lain pun akan menuntut hal yang sama. Lama-lama ruang perawatan bisa berubah jadi “komunitas rebahan pengunjung.” Bisa kacau, kan?,” jelasnya.
Jadi, menurutnya, aturan ini bukan semata-mata melarang keluarga pasien untuk merasa nyaman, melainkan demi menjaga kesehatan pasien, kelancaran layanan, serta keawetan fasilitas rumah sakit.
“Sama seperti kita menjaga kasur di rumah agar tidak cepat rusak, rumah sakit pun punya standar untuk menjaga fasilitasnya,” katanya mencohtohkan.
Kadang, hal kecil yang terlihat sepele justru membawa dampak besar jika diabaikan. Seperti pepatah, “Menjaga hal kecil dengan sungguh-sungguh adalah latihan sebelum kita diberi tanggung jawab yang lebih besar. Kesetiaan bukan hanya diukur dari hal besar, tapi juga dari cara kita menghargai yang sederhana.”