Kontras.co.id

Balanced and Quality

Kotamobagu

DLH Kotamobagu Imbau Warga Tidak Bakar Sampah Plastik, Ternyata ini 5 Dampaknya Bagi Kesehatan

KONTRAS.CO.ID – Penggunaan plastik telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Tanpa disadari, kita sering menggunakan kantung, botol minuman, dan benda-benda lainnya yang terbuat dari plastik.

Hal ini menyebabkan jumlah sampah plastik di lingkungan semakin bertambah.

Butuh waktu yang sangat lama untuk mengurai sampah plastik secara alami.

Di Kotamobagu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terus mengimbau masyarakat agar tidak membakar sampah khususnya berbahan plastik.

Namun tak jarang masyarakat kerap melenyapkan sampah plastik dengan membakarnya.

Padahal dapat berbahaya bagi orang yang menghirup asap pembakaran plastik itu.

“Membakar plastik sangat berbahaya bagi kesehatan. Sehingga kami mengimbau masyarakat untuk tidak melakukannya,” kata Bambang Ginoga, Kepala DLH Kotamobagu.

DLH sendiri meminta agar sampah diletakan di depan rumah agar bisa diangkut oleh tim kebersihan yang bertugas setiap pagi dan sore.

Lantas, apa dampak dari membakar plastik ini bagi kesehatan?

Ketika membakar plastik, tanpa kita sadari terjadi pelepasan beberapa zat berbahaya ke udara, seperti karbon monoksida, dioksin dan furan, volatil, serta partikel lainnya. Zat-zat tersebut sangat rawan untuk tubuh kita.

Berikut akan diuraikan beberapa dampak kesehatan dari masing-masing zat yang dihasilkan dari pembakaran sampah plastik:

1. Pusing dan Sakit kepala

Karbon monoksida yang dihasilkan saat membakar sampah plastik sangat berbahaya bila terhirup dalam jumlah banyak. Zat tersebut dapat menyebabkan pusing dan sakit kepala.

2. Gangguan Penglihatan dan Penurunan Kesadaran

Selain pusing dan sakit kepala, karbon monoksida lama-kelamaan dapat menimbulkan gangguan penglihatan dan penurunan kesadaran.

3. Memicu Kanker

Pembakaran plastik juga dapat menghasilkan furan dan dioksin. Zat- zat ini dapat memicu kanker.

4. Kecacatan Janin dan Memengaruhi Hormon

Zat dioksin dan furan juga dapat menyebabkan kecatatan janin bila ibu hamil menghirupnya.

Selain itu, dioksin dan furan dapat memengaruhi hormon dalam tubuh dan sistem reproduksi.

Contohnya, mempercepat masa pubertas anak perempuan dan menyebabkan peningkatan risiko kanker testis pada laki-laki.

5. Gangguan Pernapasan

Zat lain yang dihasilkan saat membakar sampah plastik adalah volatil. Zat ini dapat menyebabkan gangguan pernapasan, seperti iritasi saluran napas, asma, dan penyakit paru-paru kronis.

Selain itu, berbagai masalah kesehatan lainnya juga bisa muncul, mulai dari kanker hingga masalah sistem saraf.

Melihat tingginya risiko kesehatan yang dapat ditimbulkan dari pembakaran sampah plastik, tentunya kita harus menghindarinya.

Bahaya membakar plastik tidak hanya buruk bagi diri sendiri, namun juga berbahaya bagi orang-orang di sekitar.

Cara terbaik yang dapat kita lakukan adalah mengurangi penggunaan plastik. Bawalah tas kain sendiri saat berbelanja.

Lalu, kurangi konsumsi air minum kemasan sekali pakai dengan membawa tempat minum sendiri.

Penggunaan plastik yang berkurang tentunya akan menurunkan jumlah sampah plastik di lingkungan. Selain itu, bijaklah dalam mengelola sampah plastik.

Pisahkan sampah plastik dengan sampah organik. Hal ini dapat membantu petugas kebersihan dalam mengelola sampah plastik untuk keperluan daur ulang.

Dengan melakukan hal-hal tersebut, artinya kita peduli terhadap kesehatan lingkungan dan kesehatan tubuh sendiri!