Mahfud MD Singgung Dugaan Praktek Korupsi Protek Kereta Cepat Whoosh, Salah Satunya Keputusan Pemindahan Mitra

Kontras.co.id – Mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menanggapi pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menyatakan siap bertanggung jawab atas polemik utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh.

Meski mengapresiasi sikap Prabowo, Mahfud menekankan pentingnya membongkar kembali mekanisme pengadaan proyek tersebut yang dinilainya bermasalah.

“Hari ini Pak Prabowo berpidato tadi, sudahlah Whoosh itu urusan kecil, saya yang nanggung,” ujar Mahfud MD dalam kanal YouTube Rhenald Kasali yang tayang pada Kamis, 6 November 2025.

“Tetapi jangan lupa juga dibongkar mekanisme pengadaannya, proses pengadaannya,” lanjutnya.

Diduga Ada Unsur Korupsi dalam Proyek Whoosh

Mahfud MD menilai, sejak awal proyek kereta cepat tersebut tidak transparan dan berpotensi mengandung praktik korupsi, terutama saat keputusan pemindahan mitra dari Jepang ke Tiongkok dilakukan tanpa penjelasan yang memadai.

“Ini jelas sudah ada korupsinya ketika memindahkan dari Jepang ke ke Cina tanpa penjelasan, itu korupsi,” tegas Mahfud.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu bahkan menyinggung bahwa peralihan tersebut membuat beban utang negara melonjak drastis.

“Kalau dengan Jepang berlanjut, itu satu tahun bunga atau utang yang harus dibayar hanya sekitar 73 sampai 75 miliar. Kalau ini (dengan Cina) bisa sampai 2 triliun,” ungkapnya.

Soroti Inkonsistensi Pendanaan Proyek

Lebih lanjut, Mahfud juga menyoroti ketidakkonsistenan pemerintah dalam pembiayaan proyek Whoosh.

Menurutnya, sejak awal pemerintah menyatakan tidak akan menggunakan dana APBN untuk proyek tersebut, namun belakangan justru muncul regulasi yang membuka peluang intervensi dana publik.

“Tiba-tiba sekarang muncul kaitannya dengan APBN bahkan sekarang enggak konsisten,” kata Mahfud.

“Peraturan Menteri Keuangan, yang justru di situ mengatur pemberian jaminan pemerintah terhadap bisnis PT Kereta Api Indonesia,” tambahnya.

Baca juga :  Perpanjang dan Bikin SIM Baru Bisa Lewat Online, Begini Alurnya

Mahfud menegaskan bahwa tanggung jawab terhadap proyek besar seperti Whoosh tidak hanya berhenti pada penyelesaian beban utang, tetapi juga harus diiringi dengan audit menyeluruh, serta pengungkapan pihak-pihak yang terlibat.

Pernyataan Mahfud MD ini muncul setelah Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa dirinya siap menanggung tanggung jawab terkait proyek kereta cepat Whoosh.

Pernyataan tersebut dianggap menandai sikap politik baru pemerintahan Prabowo terhadap warisan proyek infrastruktur besar dari periode sebelumnya.***