Kebijakan Paus Fransiskus terhadap Perang Gaza Diduga Jadi Alasan Israel Hapus Ucapan Bela Sungkawanya di Media Sosial

Alasan Israel Menghapus Ucapan Bela Sungkawa untuk Paus Fransiskus. (x.com/jacksonnhingklle)

Kontras.co.id – Penghapusan pesan belasungkawa atas wafatnya Paus Fransiskus oleh Pemerintah Israel bukanlah tanpa sebab.

Di balik diamnya para pejabat tinggi Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, tersimpan ketegangan diplomatik yang dipicu oleh pernyataan-pernyataan kritis Paus sepanjang tahun terakhir hidupnya.

Kementerian Luar Negeri Israel sempat mengunggah ucapan duka di akun Instagram, Facebook, dan X, namun secara cepat menghapusnya.

Ketika ditanya mengenai penghapusan itu, seorang pejabat kementerian mengatakan bahwa unggahan tersebut “diunggah karena kesalahan” dan menyatakan bahwa pernyataan Paus yang menentang Israel dan perang selama masa hidupnya tidak akan dilakukan setelah kematiannya.

Israel mengaku menghormati perasaan para pengikutnya.

Kontroversi ini merujuk pada kritik tegas Paus terhadap operasi militer Israel di Gaza.

Dalam beberapa pernyataannya, Paus Fransiskus menyebut situasi di Gaza bukan lagi perang, melainkan kekejaman. Ia bahkan sempat mengatakan bahwa tindakan Israel mengandung “ciri-ciri genosida.”

“Apa yang terjadi di Gaza memiliki ciri-ciri genosida,” ujar Paus dalam sebuah pernyataan November lalu.

Komentarnya tersebut menyulut kemarahan sejumlah tokoh Yahudi, termasuk kepala rabbi Roma yang menuduh Paus menunjukkan “kemarahan selektif.”

Rekam jejak Paus Fransiskus selama kepemimpinannya memang memperlihatkan keseimbangan dalam konflik internasional, termasuk menyuarakan keprihatinan terhadap antisemitisme, namun juga mengutuk pelanggaran hak asasi manusia di berbagai belahan dunia—termasuk di Gaza.

Di tengah ketegangan tersebut, hanya Presiden Isaac Herzog yang menyampaikan belasungkawa secara resmi, menggambarkan Paus sebagai “pria dengan iman yang dalam dan kasih sayang yang tak terbatas.”
Namun, sikap resmi Israel tetap tegas.

Meskipun hubungan Katolik-Yudaisme telah membaik selama beberapa dekade terakhir, kritik Paus mengenai operasi Israel di Gaza meninggalkan ketegangan yang tampaknya masih membekas hingga hari wafatnya.

Baca juga :  Isu Mundurnya Sri Mulyani Berawal dari Prediksi Cak Nun, Istana Beri Jawaban dan Singgung Soal Reshuffle