KOTAMOBAGU, KONTRAS MEDIA – Bawang merah hasil pertanian di Kota Kotamobagu berpotensi diekspor ke negara Jepang.
Buktinya, tim IJB Net (Indonesia—Japan Business Network) mengunjungi Kotamobagu beberapa waktu lalu, guna memantau langsung proses tanam hingga produksi bawang merah.
Pimpinan IJB Net Sulawesi Utara, Dedie Tooy, mengatakan, kunjungan yang dilakukan timnya adalah melakukan survei terkait dengan produksi bawang merah Kotamobagu.
“Kita masih akan lihat dulu. Kita lihat kapasitas. Apakah bisa dikerjakan untuk tahap selanjutnya atau bagaimana,” kata Dedie.
Menurut Dedie, selain kapasitas produksi bawang merah, kedatangan timnya juga untuk melihat langsung kualitas dari bawang merah di daerah ini. Apalagi, pihaknya menargetkan bawang merah Kotamobagu masuk ke pasar Jepang.
“Kita bicara tentang kualitas. Kita lihat rantai pasok. Kita lihat suplai. Kita lihat harganya. Kita lihat mutu. Aplikasi-aplikasi yang digunakan sampai pada produksi tertentu. Targetnya ke Jepang. Kita lihat dulu cocok atau tidak. Karena Jepang punya standar yang tinggi. Apakah masuk atau tidak. potensinya ke Jepang,” jelasnya.
Kata Dedie, program ekspor bawang merah ini merupakan program dari Gubernur Sulut Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw (ODSK). Dimana, target dari Gubernur Olly Dondokambey sambung Dedie, produk lokal bisa menguasai pasar Nasional hingga Internasional.
“Prinsipnya kita mendukung program Gubernur. Terkait dengan investasi, tradding. Sehingga Sulut bukan cuma jago kandang tapi bisa mendunia. Kami ingin produk lokal dan potensial dikembangkan sampai di tingkat nasional bisa diangkat,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang tanaman pangan, holtikultura dan perkebunan, Dinas Pertanian dan Perikanan Kotamobagu Ramjan Mokoginta menuturkan, kedatangan tim IJB Network tersebut dalam rangka survei produksi bawang merah Kotamobagu.
“Iya mereka baru mau survei. Survei awal proses budidaya dan pasca panen,” ujarnya. (Jcn)