Kontras.co.id – Acara Kenal Pamit Komandan Kodim 1303/Bolaang Mongondow (Bolmong) berubah menjadi malam yang sarat emosi ketika Letkol Inf. Fahmil Haris, S.I.P., menyampaikan pesan terakhirnya setelah mengabdi selama 2 tahun, 1 bulan, dan 16 hari. Setiap kata yang keluar dari bibirnya seolah memantulkan perjalanan panjang penuh tawa, tantangan, dan kebersamaan yang telah ia rajut bersama prajurit serta masyarakat Bolmong Raya.
Sejak awal sambutan, suasana telah dibalut kehangatan. Dengan senyum yang sesekali tertahan oleh rasa haru, Letkol Fahmil mengakui betapa cepatnya waktu berlalu saat seseorang bekerja dengan hati.
“Dua tahun satu bulan enam belas hari itu sebenarnya waktu yang lama kalau tidak dinikmati. Tapi saya merasa baru kemarin dilantik, baru kemarin serah terima dengan Bang Topan, dan kini digantikan oleh junior saya, Pak Lomo. Waktu berjalan begitu cepat,” ujarnya, membuat hadirin terdiam mengenang perjalanan tersebut.
Ia menuturkan bahwa kenyamanan selama bertugas tak lepas dari hadirnya keluarga baru yang ia temukan di Bolmong Raya—mulai dari prajurit hingga masyarakat yang selalu menyambutnya dengan tangan terbuka. Namun di balik itu, ia mengakui beratnya medan di beberapa wilayah yang membuatnya tak selalu bisa hadir secara langsung.
“Kalau saya jarang ke Boltim atau Bolsel, bukan karena tidak mau. Jalannya luar biasa. Tapi komunikasi kita tetap baik, kerja sama tetap terjaga,” ungkapnya sembari meminta maaf dengan penuh ketulusan.
Salah satu momen paling mengundang tawa terjadi ketika ia menceritakan “takdir unik”-nya bersama Dandim baru, Letkol Inf. Manashe Lomo.
“Dulu di Pussenif, begitu saya keluar, beliau masuk dan menempati rumah dinas saya. Sekarang di Kotamobagu, beliau tempati rumah dinas saya lagi. Dua kali saya diikuti terus,” ucapnya, membuat ruangan pecah oleh tawa hangat.
Tak lupa, Letkol Fahmil memberikan penghormatan tertinggi kepada para prajurit Kodim 1303/BM yang ia sebut memiliki dedikasi luar biasa.
“Tanpa kalian saya bukan apa-apa. Tanpa kalian Kodim ini bukan apa-apa,” katanya dengan suara bergetar, menandai betapa besar rasa bangganya.
Ia juga mengenang tantangan di wilayah Dumoga yang dulu dikenal rawan. Namun berkat kerja sama semua pihak, situasi perlahan menjadi kondusif.
“Selama dua tahun lebih, hanya dua kali ada keributan di awal saya masuk. Setelah itu aman terus. Sampai saya sempat kangen, kapan ribut,” candanya, kembali menghadirkan gelak tawa.
Cerita demi cerita mengalir—tentang tidur di rumah warga, patroli malam dengan motor, hingga interaksi hangat dengan masyarakat yang membuat tugas terasa seperti pulang ke rumah sendiri.
Di penghujung sambutan, Letkol Fahmil menyampaikan terima kasih mendalam kepada seluruh pihak, termasuk Persit yang ia nilai selalu menjadi sumber energi dan dukungan dalam setiap kegiatan. Ia kemudian berpamitan, memohon doa untuk tugas barunya sebagai Wakil Asisten Intelijen Kasdam XIII/Merdeka.
“Silaturahmi jangan putus. WA saja, telepon saja, atau ketemu saja,” ucapnya dengan senyum yang tak mampu sepenuhnya menyembunyikan rasa haru.
Acara Kenal Pamit itu akhirnya menjadi lebih dari sekadar perpisahan. Ia menjelma menjadi penegas betapa kuatnya ikatan yang terbentuk antara seorang pemimpin dan keluarga besar Kodim 1303/BM—ikatan yang tidak akan lekang meski waktu dan jabatan berganti.***











