Kontras.co.id – Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kotamobagu nomor urut 1, Meiddy Makalalag dan Syarif Mokodongan, mampu menguasai panggung debat terbuka pertama Paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kotamobagu yang digelar di Hotel Sutan Raja Convention Hall Kotamobagu, Sabtu, 20 Oktober 2024.
Di awal debat tersebut, moderator membacakan pertanyaan yang dipilih secara acak oleh panelis berkaitan dengan lingkungan hidup.
Moderator melemparkan pertanyaan, apa strategi paslon MESRA ini untuk mengatasi masalah persampahan di Kotamobagu jika terpilih menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota periode 2024-2029.
Tanpa teks, Meiddy pun menjawab dengan rasional, lancar dan penuh solusi. Menurut Mekal, sapaannya, populasi sampah di Kotamobagu tergolong besar.
Hal ini bukan lagi menjadi catatan baru bagi pasangan MESRA, namun sudah menjadi target yang harus dituntaskan segera.
Mekal menjawab, jika penanganan masalah sampah yang ada di Kotamobagu butuh penyempurnaan.
Artinya, akan dilakukan pengoptimalan sumber daya pendukung agar bisa memilah jenis-jenis sampah, supaya populasi sampah akan bisa teratasi dengan baik.
“Berkaitan dengan lingkungan hidup, kita ketahui bersama bahwa di Kotamobagu populasi sampah cukup besar, sehingga jika diberi amanah memimpin Kotamobagu, maka ada beberapa aspek yang perlu kami sempurnakan. Pertama, berkaitan dengan lahan pengelolaan sampah yang ada. Hari ini memang menjadi kendala yang sangat spesifik berkaitan dengan tempat pembuangan sampah akhir, kemudian yang perlu kita tingkatkan berkaitan dengan pengelolaan sampah, baik bersifat basah, kering dan sebagainya, sehingga kita bisa tahu populasi sampah yang tersebar di 33 desa dan kelurahan. Kita juga akan optimalkan sumber daya pendukung sehingga kedepan begitu besar populasi sampah di Kotamobagu Insha Allah bisa teratasi dengan baik,” paparnya.
“Bank sampah di Kotamobagu sudah ada, yang ada hari ini harus kita tingkatkan dan kembangkan, karena di setiap kota memang menjadi masalah kursial berkaitan dengan penanganan sampah, terhadap situasi lingkungan yang tidak baik. Maka kedepan, apa yang sudah ada hari ini perlu kita tingkatkan dan kembangkan, karna problem yang terjadi sampai hari ini berkaitan dengan situasi kondisi yang susah kita tentukan, di mana produktifitas sampah perhari itu mencapai kurang lebih 20 ton perhari dan bahkan akan terus meningkat, inilah problem yang harus dipikirkan,” tegas Mekal.***