Menu

Mode Gelap

Manado

BMKG Ungkap Penyebab Gelombang Air Laut Banjiri Mantos dan Megamas


18 Jan 2021 12:55 WITA·


					BMKG Ungkap Penyebab Gelombang Air Laut Banjiri Mantos dan Megamas Perbesar

MANADO, KONTRAS MEDIA – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkap angin kencang jadi penyebab banjir rob yang membawa air laut naik tinggi di kawasan bisnis di Kota Manado, Manado Town Square (Mantos) dan kawasan Megamas, Minggu (17/01/2021) kemarin.

Menurut Koordinator Operasional Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, Ben Arther Molle, kondisi angin memang mencapai puncaknya pada hari ini berkisar antara 15-30 knot atau sekitar 30-60 kilometer per jam.

“Berdasarkan data normal gelombang untuk bulan Desember, Januari dan Februari, rerata tinggi gelombang signifikan berkisar antara 1,25 – 2,50 meter,” kata Ben.

Kondisi kawasan Megamas pasca diterjang gelombang air laut

Sebelumnya, ombak besar menghantam pesisir pantai Manado, sejak sore sampai malam. Banjir menyebabkan air laut masuk dan membanjiri kawasan bisnis Megamas dan Mantos.

Angin kencang diperkirakan masih terjadi hingga beberapa hari ke depan. Namun, intensitas angin tidak sekuat hari ini. Kekuatan angin rata-rata berkisar 10-20 knot.

“Tinggi gelombangnya berangsur-angsur turun mulai esok hari,” ujarnya.

Selain akibat angin kencang, naiknya air laut ke daratan di kawasan bisnis Manado Town Square dan Kawasan Megamas juga akibat topografi kawasan tersebut yang tergolong rendah.

Kondisi kawasan Megamas pasca diterjang gelombang air laut

“Di kawasan itu juga ada reklamasi, topografi rendah dan tidak ada mangrove atau bakau. Hal seperti ini (banjir rob) akan terjadi di kawasan ini apabila terjadi angin kencang dengan tinggi gelombang signifikan,” ujarnya.

BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi berlaku mulai tanggal 17-19 Januari 2021.

Berdasarkan narasi dari BMKG, terdapat tekanan rendah (1007 hPa) di Laut Arafuru, sirkulasi udara teridentifikasi di Samudera Hindia Utara Aceh.

Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara pada umumnya bergerak dari utara ke timur dengan kecepatan 6-30 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari barat daya-barat laut dengan kecepatan angin berkisar antara 5-25 knot.

Kecepatan angin tertinggi terpantau di laut Natuna, perairan Kepulauan Anambas-Kepulauan Natuna, laut Jawa, perairan utara dan selatan Jawa, perairan Kepulauan Sangihe-Talaud.

Selanjutnya, perairan Kepulauan Sitaro-Bitung. laut Halmahera, samudera pasifik utara Halmahera, kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut.

Diperkirakan tinggi gelombang di perairan Kepulauan Sangihe-Talaud, perairan utara Sulawesi Utara, perairan Bitung-Kepulauan Sitaro antara 2,5-4,0 meter.

Artikel ini telah dibaca 6 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

Bali Kehilangan Pesona? Turis Korea Lebih Pilih ke Manado hingga Yogyakarta

5 September 2023 - 05:32 WITA

Manado : Kota yang Terus Berkembang dan Memikat Dunia

4 September 2023 - 22:48 WITA

Resmi Serahkan Syarat Dukungan ke KPU Sulut, Putri Rejeki Kasad Mondo Pangemanan Siap Maju di DPD RI

29 Desember 2022 - 18:40 WITA

Perkuat Pengawasan Orang Asing, Kantor Imigrasi Kotamobagu Ikuti Rakor TIMPORA Provinsi Sulut

27 Juni 2022 - 16:56 WITA

Kunker ke UPT BP2MI Manado, Sekda Talaud bahas biaya pelatihan Calon PMI

23 Agustus 2021 - 15:27 WITA

Gempa Magnitudo 5,9 Guncang Sulut

9 Juli 2021 - 21:44 WITA

Trending di Manado